TAMAN
Berjalan
dan hampa
Aku
dimana?? Surga??
Pohon
itu bergoyang indah dan lihat batu itu menunduk
Berteriak
lantang kosong aku tetap tak menemukan
Aku
berlari mengejar larinya sinar panas itu
Tak
pernah kutemu tak mampu kuseberang
Aku
lelah dan mecoba melayang
Taman
ini sungguh tak bermakna
Kau
buat dengan apakah keindahan ini
Joko Yuliyanto
AKU
TAK MELIHAT HUJAN ITU
Aku bosan
mendengarmu rintihanmu
Merasakanmu yang
dulu pernah menemaniku dalam sepi
Kini kau tak
seindah dan tak seramah dulu
Aku ingat, ketika
kau menetes didaun yang kering itu
Memercik alunan
nada yang syahdu didengar menanti senja tiba
Tapi kau berubah
arti yang dulu dinanti kini diusir
Aku menantimu yang
dulu dan tak ingin 3 bulan kemarau kemarin
Aku tak melihat
hujan itu,
Hujan yang datang
dengan ramai didepan rumah kosong penuh debu itu
Aku hanya melihat
cacing yang mati kedinginan saat kau kejam menjatuhkan diri
Joko Yuliyanto
MOTOR BUTUT ITU KAMU
Krek krok krek krok
Suaramu yang tak semerdu tahun 90-an
Bentukmu yang menjadikan malu dan membuatku percaya
diri
Tahukah itu kamu yang dulu
Orang pun enggan menyentuhmu dan mencelamu
Disitulah kamu, kamu yang menjadi kamu
Joko Yuliyanto
TOPENG INI MENTERTAWAKANKU
Hey galau
Kenapa masih disini??
Menanti tak mungkin hadir
Lihat aku bisa tersenyum
menemanimu
Joko Yuliyanto
AKU BUKAN AKU
Dibaliknya mungkin cantik atau setidaknya menarik
Sudikah kau menawariku setetes anggur atau arak
Jangan sentuh aku keparat!! Biarlah aku sanggup
berjalan
Jangan ganggu aku bajingan!! Biarlah aku sejenak
berfikir
Kita itu sama, menuju cinta kasih bukan?
Jangan kau siakan emas yang ada dipangkuanmu
Ambil itu untuk aku yang selalu disampingmu
Perlukah bernyanyi atau berdoyang untukmu yang lagi
gusar
Butuh pijatan untukmu lebih tenang
Keparat, Bajingan, Keparat, Bajingan
Aku
Bukan Aku
Joko Yuliyanto
Untukmu
wanita berkerudung Coklat
Debu tak selamanya hina dalam sebuah gelas
Akan terlihat Indah bila terhias senyum madu di pohon
kelapa
Karat tak selamanya nista dalam lipatan baja
Akan terasa lembut jika disanding pelangi sore selepas
hujan
Aku
tahu kau selalu melihat sumur dalam itu setiap malam
Begitu
juga aku yang selalu memandang jauh bintang yang kian tertutup awan
Puzzel
itu sulit terpasang seiring keraguaan akan mentari yang terbit dari timur
Kepatuhan
hati yang melumpuhkan keceriaan yang selama ini dirindu
Sepasang sayap kupu ini tidak bisa membuatmu terbang
barangkali
Sepasang sayap yang diharapkan bersatu dalam kerjasama
dini
Ingin kuucap selamat malam menjelang fajar
Membangunkan tidurmu dalam subuh
Memegangmu dalam tawa dan tangis
Memelukmu kala diterpa coba dan gagal
Kaulah teka teki yang membuatku bimbang dalam
kegilaanku padamu wanita berkerudung cokelat
Joko Yuliyanto
Karanganyar, 9 Juni
2013
Malam
tak selalu cerah
Entah kapan aku kembali pada malam
Sempurnaku setiap tahajjud membuka pintu rumah
Suara yang tak dikehendak mengganggu malaikat yang
berdzikir
Sinar cerah disudut kamar membuatku gila dalam
kebodohan
Merasa asing melangkah dengan air disamping dapur
Hanya terdengar ketik suara setan yang menggoda
Gelantung tasbih seakan hanya hiasan kamar hina
Aku berdo’a pada setan yang ku sembah setiap saat
Malam tak selalu cerah bagi mereka yang tersinggung
Joko Yuliyanto
Karanganyar, 8 Juni
2013
Mencintaimu
Pantai
Tak setegar karang di laut
Yang dihempas ombak dan terik mentari
Jutaan pasir tertunduk melepas asa memandang senja
Berdiri di seberang anak dengan bola plastik dipinggul
Kamulah dia,
Yang selama ini terpegang erat
Bersembunyi di sela lobang batu besar dekat pohon
rindang
Dengan dikelilingi parang tajam melindungi
Kamulah mutiara,
Dicari para saudagar dari kota bangsawan
Bukan bangsawati yang didamba untukmu yang tergolong
biasa
Sedikit senyummu dibalik gemerlap kekacauan
Berjalan diatas pasir pantai tanpa alas
Berbaring dalam sunyi pantai tanpa selimut
Aku mencintaimu mencoba setegar karang
Aku mencintaimu menantimu keluar dari batu besar
Joko
Yuliyanto
Karanganyar, 9 Juni
2013
Pakaian
dalamku
Mungkin Tuhan salah menciptamu
Kau bukan pakain dalam kan??
Serasa gerah tanpamu dalam dekat tubuhku
Tawa lepasmu adalah gambar penarik minatku
Erat pegangmulah yang kurindu ketika kau tiada
Kau bukan hanya sekedar pakaian dalam kan?
Yang kucinta darimu adalah sifatmu yang tak mau artis
Politikus, Pejabat bahkan presiden di televisi
Meski kau belum dibeli atau setidaknya dikasih
Aku adalah pantat yang menaggumi peluk hangatmu
Tiap kau disampingku dalam curhatku
Meski kau tak semahal merk pakain dalam lainnya
Kau adalah kenyamanan lebih dibandimg mahal
Terimakasih untuk terakhir jadi bagian dalam hidupku
Karanganyar, 18
juni 2013
Joko Yuliyanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar