Biografi
Nama :
Joko Yuliyanto (Ah, namanya jadul banget L)
Panggilan :
Joko (Tuh, nama pasaran kan)
Jenis kelamin : Laki Laki (Yaiyalah, masak Joko
cewek? Hello...)
Alamat : Jengglong Waru Kebakkramat
Kra (Tampaknya belum muncul di google
map, belum ada listrik lo?)
TTL :
Karanganyar, 16 Juli 1992 (Nomornya gak cantik)
Agama : Islam (Subhanalloh....)
Zodiak :
Cancer (Wuih keren kaya judul lagu MCR)
Umur :
21 tahun (Sisa hidup maksudnya??)
Golongan Darah : O (Kirain itu nanah semua)
Tinggi Badan : 165 cm (Cukuplah buat jadi
pembantu)
Berat Badan : 45 kg (Wouw, itu badan apa
kripik? Tipis amat!)
Saudara : Anak ke-2 dari 5 bersaudara
(Buset subur banget ortu lo)
Hobi : Olahraga (Serius? Badan
lo gak menunjukan olahragawan?)
Cita-cita : Wiraswasta (iyuh kaya punya
duit aja)
Olahraga Favorite : Sepakbola (jadi anak gawang?)
Klub Favorite : F.C. Internazionale Milano (Ciyus
miyapah?)
Band Favorite : Naff (Kemarin lo bilang SM*SH)
Makanan Favorite : Steak (Steak drum apa steak PS? :o)
Warna Favorite : Hijau (Sama pink ya... )
Tokoh Favorite : KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur! Gitu
aja kok repot)
Status : Jomblo (Udah tau sebelum
lo lahir!)
Nomer HP : 085725313428 (IM3 Pasti. Nomer
orang tak mampu!)
Twitter : @JokoGadhang (Following 1000, Follower
1)
Motto :
Selalu berfikir tentang aku yang akan menjadi sukses (yah pakai motto segala,
gak garam sekalian biar tambah sedep)
Riwayat Pendidikan :
- SD N 02 Waru – 1998 (Wew, gak TK dulu lo?)
- SMP N 01 Kebakkramat (Cihuy peningkatan nih ye...)
- SMA N 01 Karanganyar (Gak percaya lo diterima disana :p)
- Ekonomi Pembangunan UNS (Pasti swadana)
Tulisan
singkat tentang aku
Tahukah
gunung??? Iya, aku adalah gunung yang dulu terlihat indah terselimuti awan tapi
setelah meletus begitu menakutkan. Sekilas aku adalah manusia tak berotak dan
itu benar sejak 5 tahun aku sudah mulai berfikir siapa aku. Aku memang tak
seindah Anda atau Anda yang hidup selalu dipenuhi perhatian dan kasih sayang.
Aku juga tak semenarik Dia atau Dia yang begitu sempurna terlahir untuk hidup. Sekedar
tahu aku kecil begitu puas hidup, dimana aku mengerti tak punya, mengerti bejat
dan memahami harga diri yang begitu rendah. Kecilku aku hina tapi entah mengapa
aku merasa bahagia. Aku harus berjalan berkilo mencari sesuatu yang dianggap
muna orang dan kemudian aku kumpulkan demi dan demi. Aku dipaksa jadi klepto
yang itu tak semua orang ingin sebab belum mampunya aku. Aku berganti kelamin
menjadi wanita ketika semua pekerjaan yang tak semestinya harus aku lakukan. Is
funny, and I’m happy. Disitulah lingkaran kehidupan yang penuh warna. Ada bejat
ada pula senyum. Aku bisa bercengkrama erat ketika main kelereng, aku bisa
bekerjasama bak semut saat sepakbola, aku bisa berpetualang menjelajahi dunia
sempit dan aku bisa belajar kelompok bareng dihalaman rumah dan melihat bintang
yang tersenyum menatap kami.
Sekolah.
Ya, itulah yang didamba damba warga miskin yang tak berharta. Begitu juga aku
yang harus melewatkan masa TK atau entahlah. Karena bagi kami (keluarga) itu
hanya masa dimana harus mengeluarkan banyak harta dan tak bermanfaat meski
pandangan itu salah kaprah. Singkat cerita aku langsung duduk dibangku SD dan
terlihat cupu diantara yang lain dimana mereka sudah mahir menghitung sesuatu
yang tak kuketahui dalam masa TK. Apa aku gentar? Jujur iya, tapi aku cukup
melangkah dan tak pernah menoleh kesamping karena aku yakin bisa meski “kalah
start”. Tapi apa yang terjadi tentang aku?? Yah, seperti sudah diperkirakan.
Aku tertinggal dikelas dan hanya menjadi pelengkap kelas. Selama 6 tahun tak
ada pelajaran ilmu yang berarti dalam hidupku kecuali pertemanan dan mungkin
yang kuingat selama ini hanya sebuah gambar gunung dimana disana terdapat 2
buah gunung, sawah, awan, matahari dan gubug tak kurang dan tak lebih. Aku
sempat berfikir tak ingin kalah dengan kakakku yang ketika masanya begitu
terlihat dikelas, keluarga bahkan kampung. Hanya rangking 1 sampai 3 yang ia
dapat dan aku ingin seperti itu meski tak diikuti dengan usaha dan tiada yang
memotivasi untuk berusaha.
6
tahun masa SD pun lewat dan akupun beranjak remaja. Remaja yang penuh
kelabilan. Ya, SMP aku terlihat mencolok karena aku berbeda sekolah dengan
teman teman yang dulu sering main bareng petak umpet. Aku didoktrin Ayah untuk
bisa sekolah sederajat dengan kakak-ku “SMP N 1 Kebakkramat” yang saat itu
merupakan unggulan di karanganyar. Aku pun di tes sama dengan teman yang baru kulihat.
Mereka yang terlihat sempurna (kaya, pandai dan terhormat). Tiba pengumuman aku
diterima yang sebelumnya Ayahku putus asa ingin menempatkanku di SMP swasta. Bahagia,
bangga dan sok saat itulah aku. Selama proses belajar pun aku tak begitu
tertinggal seperti yang pernah aku kira pas pertama masuk meski juga tidak
terlihat menonjol. Aku yang ketika itu terlihat culun, periang dan pendiam
ketika banyak teman fuck yang memperkosa aku. Aku sempat mencoba ingin keluar
sekolah karena tak betahnya aku. Disana aku seperti hidup dineraka yang cukup
panas untuk aku tempati yang sebenarnya ingin kesejukan saat masa SD. Dilain
sisi, disanalah aku menemukan beberapa karakter yang tak pernah kujumpai di SD,
kampung atau halaman bermain. Indah dan berwarna itulah dunia yang tercipta
dengan sendirinya.
Remaja.
Aku mulai memahami hidup, cinta dan perjuangan. Mungkin yang aku rasakan saat
ini adalah kekecewaan tidak bisa menikmati kembali masa remaja. Disitulha aku
merasakan puncak bahagia dengan segala kasih sayang dan pengertian. Aku mulai
paham Tuhan. Saat remajalah kami kedatangan seorang tokoh agama dari demak.
Beliau adalah perubah peradaban kami dan saya. Entah itu menjadi baik atau
malah menjadi buruk. Dulu waktu senja kami ceria bermain layang layang disawah
kini harus duduk dimushola dan mencoba menjadi pendengar yang baik. Dulu waktu
malam aku pergi kekebun mencari kunang kunang kini harus bersyair kepada rosul.
Dulu sehabis subuh pas bulan puasa aku berjalan dan bersepeda santai di pinggir
kali kini harus mendengar tusyiah. Itulah sedikit dari berjuta perubahan masa
remajaku.
Pubertas
pun berlalu dan aku sudah menjadi dewasa hingga kini. Aku selesai merampungkan
pendidikan wajar 9 tahun dan berusaha kembali melanjutkan sekolah meski dengan
biaya yang seadanya. Cukup tahu saja, aku adalah warga yang terlahir dari
keluarga yang jauh dari mampu. Tapi itulah pemacu semangatku mengejar cita cita
dan kebahagiaanku. SMA aku mencoba kembali peruntungan dengan sekolah sama
dengan kakakku dulu. Aku daftar di SMA N 1 Karanganyar yang saat itu pula
menjadi SMA favorit di Karanganyar. Berkat SMP-ku dulu lah aku bisa sekolah di
SMA unggulan tersebut. Dulu SMA menggunakan nilai ujian nasional dan ujian
sekolah yang kemudian diakumulasi dan hasilnya aku lulus.
Di
SMA pertama masuk memang terlihat kusut. Aku belum begitu kenal dan tak seperti
boyband disamping bangku yang begitu happy masuk sekelas. Singkatnya disitu aku
bikin sebuah kelompok gank “PGC” yang terdiri dari 5 orang. Tak perlu kusebut
lah, bukan hal yang patut untuk diceritakan. Kelas 1 SMA aku memang belum
begitu mencolok dan hanya sebagai penghibur dalam kelas yang begitu arogan.
Berkat kebodohanku aku tak mampu masuk IPA yang sebetulnya menjadi cita. Yah,
kelas 2 aku masuk penjurusan IPS yang dulunya aku pikir tempat siswa tak
berpendidikan dan hanya penuh foya foya. Tapi disitulah aku mulai kerja keras
dan tak menghiraukan masa depanku kelak. Aku begitu menikmati suasana kelas
dengan penuh bauran yang tak sama seperti kelas 1. Meski terkadang harus ikut
bolos, menemani minum anggur, merokok dan lain semacamnya tapi aku mulai
belajar bahwa hidup tak selamanya menjadi baik. Proses belajarpun begitu
mengasyikan dimana aku sudah mulai mendapat 10 besar rangking kelas. Dan
rangking 1 dalam ujian praktek. Tampaknya kelas 2-lah puncak kebahagian
pertemanan yang hingga kini aku masih begitu dekat dengan mereka. Selanjutnya
kenaikan kelas 3 SMA dan kelas-pun diacak, sehingga tampang baru teman pun
banyak yang tak pernah kenal. Gilanya kelas 3 merupakan kelas paling bejat
diantara yang lain. Tiap hari 5-10 siswa yang bolos dan banyak mendapat
peringatan dari guru bimbingan. Tapi karena kelas inilah aku begitu dikenal seluruh
anak IPS dan sebagian anak IPA. Cukup terkenal sih katanya, meski aku merasa
tak seterkenal itu.
SMA
aku begitu penuh pengalaman. Aku sudah mulai dikenal teman bejat maupun ‘alim.
Aku sudah mulai dekat dengan para guru. Dan aku mulai paham organisasi. SMA aku
ikut paduan suara yang sering mengisi kegiatan kepemerintahan atau sekolah. Aku
merasa begitu disayang dan dimiliki semua. Sehingga banyak acara yang ketika
itu sering aku diajak baik pergi wisata maupun acara ulang tahun seventeen.
Dalam segi olahraga pun aku lumayan luar biasa yang waktu kelas 2 SMA juara 2
bola volly putra, juara 2 volly putri dan juara 2 futsal antar kelas. Dan untuk
kelas 3 SMA kami berhasil jadi juara 2 sepakbola dan juara 2 futsal antar
kelas. Selain itu kelas 3 kami juga masuk 6 besar festival film remaja
se-Jateng. Sedikit kebanggan dan keceriaan diantara berjuta kebahagiaan
lainnya. Tibalah UAN yang begitu menakutkan bagi seluruh siswa yang dengan
itulah masa depan buruk dan baik ditentukan. Dan pengumuman pun muncul yang
saat itu hanya 1 orang yang tidak lulus UAN.
Ketika
masa akhir sekolah aku begitu banyak ditawari berbagai Uniersitas unggulan dan
yang bukan unggulan kemudian mengaku unggulan, pertama saya mencoba masuk PMDK
UNS hasilnya gagal. Setelah itu masuk UMPTN UGM yang juga gagal. Kemudian USM
STAN yang juga gagal. Harapan terakhir adalah SNMPTN UNS yang jika itu gagal
maka STAIN-lah aku akan bersemayang melanjutkan pendidikan. Tapi akhirnya aku
lulus SNMPTN dan masuk jurusan Ekonomi Pembangunan. Pertama melihat pengumuman
kelulusan aku langsung mengajukan beasiswa Bidik Misi. Sekedar pengumuman aku
sejak SMP hingga SMA selalu mendapat beasiswa tidak mampu untuk tetap sekolah.
Dan pada akhirnya aku kembali mendapat beasiswa. Dan dikembalikanlah uang
pendaftaran sekitar 4 juta-an dan aku dibebaskan biaya kuliah serta mendapat
pesangon 3,6 juta/semester. 4 juta pun aku kembalikan kepada orang tua yang
saat itu entah mendapat uang darimana. Huntang mungkin atau menjual sesuatu
yang berharga.
Kuliah
adalah masa dimana aku bahagia dalam faktor finansial namun kurang bahagia
dalam faktor hubungan masyarakat dan agama. Ya karena banyaknya kesibukan dan
organisasi yang kupikir merupakan penunjang bagi kesuksesan saat menghadapi
dunia kerja. Pertama masuk kuliah aku begitu mudah berbaur yang mungkin karena
dulunya aku jurusan IPS yang diajarkan cara bersosialisasi dengan sesama. Aku-pun
cukup dikenal dikelas dan mempunyai sekelompok teman akrab. Dikampus aku
mengikuti 3 organisasi. Aku tidak cukup kesulitan mengikuti proses pembelajaran
dibanding anak IPA yang sejurusan. Ketika kuliah aku sudah mulai mentarget
kehidupan sekarang dan masa depan. Dan target terdekat ketika itu adalah
pencapaian Indeks Prestasi yang alhamdulillah tak pernah meleset, meski sejauh
ini belum mencapai IPK 3,5 dan aku tetap menginginkan angka itu. Masa kuliah
aku sangat dekat dengan dosen sehingga sering diajak menikuti proyek yang
tentunya mendapat uang untuk berbahagia. Yah, pengalaman luar biasa yang
mungkin tidak didapat teman lain macam penelitian, bank data dan tukar pikiran
dengan dosen. Aku yang selalu ingin dihargai dan dimengerti setiap orang.
Tulisan
singkat tentang karakter, watak dan sifat
Menurutku aku memiliki
2 karakter yang berbeda sejak beranjak dewasa. Ya, dilingkungan formal, sekolah
maupun kuliah aku terlihat periang dengan tanpa bebas beban, sebaliknya aku di
lingkungan rumah dan mushola terlihat begitu pendiam dan hanya penerima saran.
Aku merasa lingkungan rumah kurang mendukung sejak aku mulai intens beribadah
dan belajar agama. Aku juga merasa masalah agama bukan sesuatu yang patut untuk
dibercandakan namun untuk diseriusi sebagai pedoman hidup yang tetap lurus.
Karakterku periang dan bersahabat adalah bawaan dari bapak yang dikampung
sangat dekat dengan semua warga tanpa terkecuali. Hingga puncaknya bapak bisa
jadi BPD Dusun dengan kemenangan telak saat pemilu. Apalagi ketika aku masuk
penjurusan IPS yang semakin menunjukkan aku kaum sosial. Karakterku adalah aku
yang sulit marah, aku yang selalu ingin menang untuk sesuatu yang aku anggap
benar, aku yang selalu takut berdebat dengan orang yang aku hormati, aku yang
selalu bersahabat dengan siapapun, aku yang selalu mencari sisi positif
seseorang, aku yang selalu ingin melupakan hal-hal negatif, aku yang ingin
selalu benar dan dihargai, aku yang sombong dengan kelakuan yang itu memuaskan,
aku yang pantang menyerah mengajar sesuatu yang aku ingin dan aku yang selalu
menerima apa yang telah menjadi aku.
Untuk masalah sifat, sama seperti yang
kebanyakan orang ingin. Dan aku selalu mencoba itu. Mungkin karena mungkin
sifat bawaan dari bapak/ibu, aku adalah sosok periang dan mencoba bisa
menghibur dalam kondisi dan keadaan apapun. Bersahabat dan rela berkorban demi
orang yang dikasih. Aku yang sulit mengontrol mood dan sering berubah untuk
tidak menjadi bad mood. Mencoba ikhlas dengan semua yang telah terjadi dan tak
pernah merasa iri atau dengki dengan orang yang jauh lebih canggih dari aku.
Tapi kadang aku juga bersifat sombong ketika aku sudah mencapai cita atau mimpi
yang tak orang lain dapatkan. Aku cenderung pemalas dalam beberapa hal yang tak
anggap itu hanya membuang waktu dan aku yang selalu bertanggungjawab untuk
sesuatu yang telah diamanatkan ke aku. Aku selalu berusaha menepati janji
terhadap seseorang yang aku hargai dan cintai.
Sedangkan watak atau sifat dalam
percintaan, mungkin sama kaya ramalan zodiak bahwa cancer itu memang orang yang
setia. Untuk yang dikasih aku rela untuk apapun. Namun aku sedikit tidak suka
jika masalah percintaan ini dijadikan sebuah candaan, ejekan atau bahkan
permainan dalam kehidupan. Bagiku cinta adalah kenangan yang diwujudkan untuk
kebahagiaan yang sempurna.
Tulisan
singkat tentang keluarga
Bapak
namanya Suwardjo dan Ibu Pujiyarti. Beliau adalah permata bagiku. Bilaulah yang
memberiku hidup beraneka dan juga pengalaman yang tiada bernilai. Meski
sederhana tapi kini sudah lumayan untuk sekedar makan tempe tidak berhutang.
Kisah cinta beliupun tak kalah romantis dengan film “Habibie-Ainun”. Bapak rela
bekerja membiayai sekolah ibu hingga tamat SD sambil tetap sekolah di SMA. Itu
adalah segelintir keromantisan diantara berjuta tingkah romantis lainnya.
Selama menjalin hubungan rumah tangga banyak sekali konflik dan bagiku itu
wajar mengingat kami adalah keluarga tiada mampu dengan 5 anak. Ditambah bapak
tidak bekerja dan hanya sebagai perangkat desa yang tak bergaji dan Ibu hanya
karyawan pabrik yang gajinya tak lebih dari UMR. Kami memiliki sawah namun itu
tak cukup menutupi kebutuhan dan mengharuskan untuk kami selalu berhutang dan
berhutang. Konflik paling parah adalah dimana ibu bersama adikku pergi
meninggalkan bapak dan aku kerumah nenek dengan keadaan bapak yang saat itu
menderita penykit gula dan kakak menempuh pendidikan di palembang. 3 minggu
lebih aku sendiri merawat bapak dan sedikit bantuan tetangga dan kerabat dengan
memberi sedikit makan untuk kami. Masalahnya sepele dimana Ibu malu melihat
bapak yang setiap hari meminta bantuan untuk sekedar memijat atau menyembuhkan
gejala penyakitnya tersebut. Itu adalah sedikit aib yang sangat berharga untuk
aku jadikan pengalaman.
Menilik seorang bapak adalah orang
yang selalu aku contoh. Beliau bisa dikata mahir disegala bidang dari
elektronik, pengetahuan, bahkan olahraga. Banyak tetangga meminta bantuan
membetulkan listrik atau alat elektronik lainnya. Selain itu pengalaman beliau
juga luar biasa, dimana cerita beliau ketika muda hingga bersepeda ke semarang,
surabaya dan bandung. Bahkan jalan yang hampir aku akan lewati pun beliau sudah
pernah jelajahi. Hitungan jawapun hafal dari adat, bahasa bahkan tingkah sopan
santun sesepuh terdahulunya. Bapak juga sedikit paham tentang agama dan sering
mengisi tausiah di masjid maupun langgar. Dari segi olahraga beliau lebih jago
lagi. Banyak orang mengakui kehebatan bapak dari cabang sepakbola, tenis meja,
catur, volly dan bulutangkis. Jadi tak ada kata yang diucapkan selain kata Luar
Biasa.
Untuk Ibu, beliau adalah wanita yang
begitu menerima pasrah dengan semua takdir Tuhan. Hanya lantunan do’a sehabis
sholat yang kerap aku dengar ketika malam aku terbangun. Beliau adalah ibu
tersabar yang pernah aku kenal dengan setianya merawat anaknya dari kakak
hingga adikku yang terakhir. Ibu yang selama ini mengerjakan pekerjaan rumah
yang dimana tak ada saudara perempuan untuk cukup membantunya. Ibu yang tak pernah
membalas marah ketika aku mengelak dan membantah. Ibu yang tak pernah menangis
ketika aku kejam berucap padanya. Ibu yang tetap memberiku uang saku meski aku
tak menuruti perintahnya. Ibu yang selalu bekerja meski aku asik tidur sambil
mendengarkan musik. Ibu yang selalu menemaniku ketika aku jatuh sakit dan tak
kuat berdiri. Ibu yang selalu malayaniku ketika aku sangat butuh pijitan. Ibu
yang selalu menasehatiku untuk selalu berjalan lurus. Ibu dan ibu yang selalu
tak pernah ingin aku tinggalkan.
Bapak kini sudah berusia sekitar 54
tahun dan Ibu 43 tahun. Terpaut jauh, namun usia bukan menjadi batasan kuatnya
jalinan cinta ynag sudah ditakdirkan. Bapak kini hanya sebagai buruh tani dan
Ibu penjahit borongan dengan penghasilan yang sangat amat minim. Aku memiliki 5
bersaudara. 4 lelaki dan 1 perempuan. Namun anak yang ke-3 kini sudah tak
bersama kami. Ia diaku anak tante dan om aku di Manado. Kakakku berusia 25
tahun dan bersiap menunggu penempatan di derektoral Jendral pajak. Selama ini
memang tidak bisa dipungkiri kami bergantung terhadap kakak untuk kebutuhan.
Adikku nomer 4 kini berusia 11 tahun. Dia masih SD dengan segala tingkah jahil
dan nakalnya terhadap orang tua. Dan yang terakhir masih berumur 4 tahun dan
cewek (harapan keluarga). Aku yakin dia akan menjadi cantik kelak dan jauh
lebih pintar tentunya dari aku.
Ini adalah nama nama saudaraku :
1.
Muh Aris Budiyadi (STAN)
2.
Ibnu Adi Nugroho (Manado)
3.
Syamsul Arifin (SD N Waru 02)
4.
Nayshella Nurul Izzah (Balita)
Tulisan
singkat tentang organisasi dan pekerjaan
Organisasi. Banyak dan begitu
mengesankan. Pertama adalah SMA yang sudah dijelaskan sebelumnya aku masuk
paduan suara. Kemudian dilingkungan keagamaan aku mengikuti organisasi Majelis
Fathul Hidayah, Madrasah Dinniyah Fathul Hidayah, Yayasan yatim piatu Daarul
Aitam Walmasaakiin Al Karomah, Barisan pemuda Ansor dan Banser. Kemudian untuk
organisasi independen dari pemerintah aku mengikuti KNPI Kecematan Kebakkramat.
Dilingkungan masyarakat ada organisasi karang taruna meski kurang aktif. Di kampus
aku mengikuti 3 organisasi yang hingga kini Cuma 1 organisasi yang aktif.
Teater Gadhang, HMJEP, dan Bapema. Bagiku organisasi bukan hanya sekedar
pengalaman melainkan proses kehidupan untuk mengenal berbagai karakter orang
dan potensi yang begitu melimpah dalam diri yang belum tereksplore. Organisasi
juga alat untuk menyiapkan diri dalam dunia kerja.
Sedikit penjelasan dari berbagai
organisasi diatas. Paduan Suara adalah organisasi tanpa struktur dan hanya
sekelompok siswa yang dipilih untuk mewakili sekolah dan tanpa program yang
jelas kedepan. Majelis Fathul Hidayah adalah organisasi keagamaan yang digagas
sekelompok pemuda termasuk aku yang bertujuan memperjuangkan ajaran ahlussunah
waljamaah sesuai ajaran Rosulullah. Madrasah Dinniyah Fathul Hidayah adalah
organisasi yang bernaung dibawah Majelis Fathul hidayah yang bertugas memeberikan
pengajaran kepada anak anak untuk lebih menyukai belajar agama. Madin ini sudah
mendapat persetujuan dari Depag sehingga sudah resmi dari pemerintah dan
mengikuti kurikulum yang diberikan. Yayasan Alkaromah adalah wadah bagi yatim
piatu untuk tetap mengenyam pendidikan agama dan kehidupan yang lebih indah. Barisan
pemuda Ansor dan Banser adalah organisasi titisan Nahdlatul Ulama yang
memperjuangkan akidah para ulama lewat semangat kepemudaan. KNPI adalah
kepanjangan dari Komite Nasional Pemuda Indonesia yang bertujuan membangkitkan
semangat kepemudaan dalam mempertahankan NKRI, pancasila, UUD ‘45 dan bhineka
tunggal ika. Karang taruna yang mungkin sudah tidak asing karena hampir
disetiap desa memiliki. Teater Gadhang adalah organisasi teater fakultas yang
output-nya adalah pementasan. UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) ini juga meliputi
musik, tari, dan sastra. Bapema adalah organisasi pers fakultas yang tujuan
akhirnya adalah memberikan wawasan khususnya mahasiswa fakultas ekonomi dan
umumnya seluruh masyarakat. HMJEP adalah himpunan bagi mahasiswa jurusan
Ekonomi Pembangunan.
Begitu banyaknya organisasi yang aku
tekuni membuat aku kurang terfokus pada suatu hal baik organisasi itu sendiri,
agama, kuliah, pertemanan dan bahkan keluaraga. Paling parah adalah kuliah
semester 4 sampai 5 yang saat itu aku masuk kepengurusan inti Teater Gadhang
dan menjadi ketua pementasan terbesar gadhang. Terbengkalai, kata yang sering
terucap dari semuanya. Dimana aku meninggalkan semuanya demi fokus pada Teater
Gadhang. Katika itulah aku diuji dengan pilihan hidup. Dan aku memilih gadhang
diantara yang lain sehingga aku begitu banyak dibenci dan kurang diperhatikan
keluarga, teman dan saudara. Bahkan orang tua pun sempat heran krtika aku
dituntut untuk pulang lebih dari jam 12 malam setiap harinya untuk bagiku
menjadikan pentas yang lebih Wah. Dan akhirnya semua selesai dan aku menurtku
berhasil. Kinipun aku mencoba merangaki kembali kenangan kenangan yang sudah
mulai menghilang.
Diantara organisasi tersebut jabatan
jabatan yang pernah aku dapatkan dalam organisasi adalah Sekretaris Madrasah
Dinniyah Fathul Hidayah, Bidang Dansos Majelis Fathul Hidayah, Sekretaris
Yayasan Alkaromah, Sekretaris Ansor dan banser, Bidang SDM dan pertanian KNPI,
Staf Humas BAPEMA 2011, coordinator produksi teater Gadhang 2011, Kepala Bidang
teater Gadhang 2012. Dan jabatan dalam program kerja organisasi adalah ketua
makrab magang HMJEP 2010, ketua pentas produksi teater Gadhang 2012, ketua
bakti sosial Majelis Fathul Hidayah 2012, Sekretaris pentas produksi teater
Gadhang 2011, koordinator perlengkapan pameran Fotografi Bapema 2011, Staff
transportasi ALCOFE HMJEP 2010, Staff Acara ALCOFE HMJEP 2011.
Pekerjaan. Pengalaman mungkin tak
terlalu banyak. Pekerjan pertama yang aku dapat adalah menjadi pengajar sempoa
anak SD di Sukoharjo dan klaten. Selama 3 bulan kemudian keluar karena kurang
jelasnya perusahaan yang aku jalani. Selanjutnya adalah pengajar ilmu Fiqih
Madrasah Dinniyah Fathul Hidayah seminggu sekali. Pernah menjadi Sutradara
pentas promosi Teater Gadhang tahun 2011. Pernah pula menjadi moderator seminar
Nasional ke-6 alcofe hmjep. Penelitian mengenai pemberdayaan masyarakat di
lereng gunung merapi dan pelosok desa wonogiri. Membuat bankdata jurusan
ekonomi pembangunan.
Itulah berbagai organisasi dan
pekerjaan yang pernah aku ikuti. Dalam kuliah aku begitu banyak mendapatkan
penghasilan. Meski pekerjaan tersebut tidak permanen namun cukup untuk menambah
uang saku dan menikmati bermacam makanan yang sempat aku impikan. Untuk
organisasi aku masih berharap mengikitu LSM
di daerah sekitar.
Tulisan
singkat tentang agama
Jelas
aku manusia Allah SWT. Agama memang hak untuk dimiliki seseorang dan bebas
untuk memilih mana yang lebih sejahtera dan nyaman. Tak enak mendengar kocehan
orang yang mengatakan agama tergantung orang tua yang melahirkan dan merawat
kita ketika kecil. Aku sudah menemukan agama yang itu sudah memberiku banyak
hal yang tak mungkin terjadi didunia. Aku telah menemukan agama yang
meyakinkanku surga itu indah untuk ditempati dan neraka itu panas untuk
didatangi. Agama yang telah membuatku ketakutan ketika aku melakukan zina,
minuman keras, membunuh dan hal keji lainnya. Agama yang menyejukkan hati
ketika aku menangis dini hari untuk sekedar bercurhat. Seperti kata ulama “Aku
tak pantas di Surga namun aku juga tak mau di neraka”. Itulah aku yang hanya
sedikit bertawaduk dan berpasrah diri menghadapmu. Aku yang sering mungkar dan
ingkar akan janji-Mu. Pura pura lupa ketika Kau beri bahagia. Berakting tangis
ketika memohon belas kasih-Mu. Menyesal ketika Kau beri coba. Aku yang tak
pernah tahu balas budi.
Islam mengajarkanku banyak hal tentang
hidup yang penuh dosa dan pahala. Aku adalah penganut golongan Nahdlatul Ulama
paham Sunni madzab Syafi’i. Aku mulai dikenalkan itu sejak datangnya Kyai dari
demak yang mengajarkan agama islam yang lembut dan mudah diterima dikalangan
masyarakat meski banyak pertentangan dan perselisihan tentang ajaran yang dulunya
pernah membelenggu desaku Muhammadiyah. Nahdlatul ulama adalah ajaran islam
yang meneruskan ajaran wali songo yang dianggap mengislamkan jawa dan
nusantara. Untuk mengetahui tentang lebih banyak nahdlatul ulama bisa langsung
bertemu dengan aku karena masih banyak hal jika membahas kajian tersebut. Heran
melihat kota Solo kini menjadi pusat perhatian seluruh kota di Indonesia bahkan
dimata dunia dengan berbagai aliran islam yang sudah memperkeruh tali
persaudaraan antar umat islam. Islam itu satu dan saudaraku akan masuk surga
semua bersamaku untuk sebuah mimpi bertemu Nabi Muhammad dan tentunya zat Allah
SWT.
Aku memang tak selihai bermubaligh
seperti kyai, ustad dan para ulama. Aku juga tak semahir baca Al-Qur’an layak
Qiro’ah. Namun aku sedikit banyak paham akan ajaran dan dalil yang kuat untuk
menentang ajaran ajaran yang menghina cara ulama menyebarkan islam di
Indonesia. Hingga kini aku sudah sedikit belajar ilmu tauhid, fiqih, tajwid,
akhlaq, hadist, tareh, tafsir, dan masih banyak lainnya. Imanku mungkin kini
sekuat tank yang tak mungkin tergoyah. Sedikit menyesal adalah ketika kesibukan
yang membuatku melupakan hal hal yang menguatkan imanku sebelumnya. Seperti
pepatah “hidup itu tak selamanya lurus”. Tapi kini aku mencoba menata kembali
serpihan agama yang tercecer untuk hidup yang bahagia dunia dan akherat.
Tulisan
singkat tentang kisah cinta
Paling males kalau bicara tentang
percintaan. Bukannya sampai kini belum berpacar, melainkan kurang mendapatkan
manfaat akan hal itu. Sebetulnya ingin kalau ditawari hal itu ketika melihat 2
insan lainnya memadu kasih di suatu tempat romantis. Katanya sih pecaran bisa
menumbuhkan semangat meraih cita cita, katanya sih pacaran bisa membangkitkan
jiwa pejuang, katanya sih pacaran bisa menghibur dikala susah, katanya sih dan
katanya sih. Cinta memang erat dikaitkan dengan pacaran meski menurut tokoh
ulama itu hal yang mudhorot. Tapi omong kosong di zaman sekarang masih bilang
mudhorot yang kini sudah dianggap basi bagi kalangan modern. Kadang manusia
juga butuh penjajakan cinta sebelum kepelaminan yang itu bisa dikata pacaran. Apa
harus pacarankah?? Tidak, meski ingin. Yah, aku cukup enjoy menjalani hidup
tanpa belahan jiwa. Dan inilah aku yang apa adanya karena bagiku jodoh itu
sudah ada di tangan Tuhan. Tuhan pun juga tidak akan melepaskan jodoh
ditangan-Nya jikalau aku tak berusaha dan berdo’a dan aku paham itu.
Jatuh cinta. Dulu waktu SD pernah
namun hanya sebatas cinta monyet. Cuma buat kesenangan sesaat dikala melamun.
First love sejati sampai sekarang adalah ketika SMP kelas 3. Dimana aku
mencinta seseorang namun ia tak pernah sadar aku mencintanya. Aku sempat iri
ketika menjodoh-jodohkan ia dengan teman seperjuanganku. Aku sempat pula
cemburu ketika ia bergandengan tangan dengan pria lain pergi pacaran. Aku hanya
sebatas pengagum yang tak pernah layu mencinta selama ia belum mengatakan
padaku ia tidak mencintaiku. Anehnya aku menurut kebanyakan orang adalah tak
maunya aku mengungkapkan perasaan yang teramat bodoh ini. Memang aku tak
seperti kebanyakan orang yang gentel mengungkapkan perasaan romantis. Aku hanya
bermodal do’a dan harapan kosong yang itu mustahil terwujud. Menyesal. Kini
sudah beranjak 21 tahun yang kelam tiada wanita yang menemaniku bercurhat
sebelum tidur, menemaniku makan bercanda dan bertukar pikiran.
Jujur meski tampang tiada berkelas aku
pernah disuka beberapa wanita. Sedikit sombong untuk kekecewaan tak pernah
berpasangan. Aku pernah ditembak cewek waktu SMP, pernah ditaksir cewek waktu
SMA dan kini kuliah pun mungkin ada. Tak pernah aku menghiraukan ia, apalagi
membalas cintanya. Aku masih setia mencinta satu perempuan yang tak pernah
mencintaiku itu. Tapi kini perasaan itu mulai berlahan luntur. 6 tahun yang
menyiksa tak pernah tersampaikan. Apalagi bertemu ia dengan pria yang lebih
keren, ganteng dan yang pasti jauh sempurna dari aku. Sebenarnya tak ada dalam
kamus aku menyerah atau putus asa tapi aku cukup tahu saja. Aku yang tak punya
kelebihan dan masih banyak kekurangan untuk mencintai bidadari yang digariskan
menikah dengan malaikat.
Masih labil mungkin untuk jauh
menceritakan kisah cintaku yang berliku dan samar. Tak ada kriteria khusus
bagiku untuk seorang kekasih yang pasti perhatian dan selalu ada ketika hati
mulai tampak kosong. Beberapa kali aku mencoba melihat perjodohan melalui
zodiak, melalui shio, dan lainnya. Tapi itu semua tak nyata dan hanya kelebaian
yang dibikin manusia untuk menemukan cintanya. Aku punya hobi unik mengenai
masalah percintaan. Ketika aku mulai membaca buku, searching internet dan
sedikit berdialog tentang hubungan percintaan, pengungkapan perasaan dan
menjaga kisah harmonis kelanggengan suatu tali ikatan asmara. Malah sebagian
mentertawakanku yang dimana aku memberi saran namun tak pernah aku
melakukannya. Ya sekali lagi itulah aku menunggu wanita mengungkapkan perasaan
padaku meski tidak mungkin.
Sekarang mungkin aku bisa sedikit bisa
tersenyum ketika ada beberapa wanita yang menemaniku makan mungkin atau sekedar
sharing. Semu, setiap hal yang aku lakukan untuk perhatian yang berlebih. Cinta
itu bukan hanya kata yang manis untuk diucap karena bagiku itu cinta itu tulus
dalam perbuatan, tindakan dan kasih sayang. Aku akan selalu berusaha mencintai
orang yang sungguh mencintaiku. Dimana ia merasa takut ketika aku tenggelam,
dimana ia khawatir ketika aku lenyap dan dimana ia marah ketika aku berbuat
salah. Cinta itu sejarah dimana harus dikenang, masa dimana aku dipenuhi
perhatian bantuan dan senyum manis pesona. Cinta itu karunia yang itu muncul
kepada siapapun, kapanpun dan dimanapun. Cinta itu adalah cambuk dimana akan
menyakitkan ketika tak bisa dimiliki. Cinta itu adalah novel yang nikmat dibaca
dan akan selalu penasaran untuk membacanya. Cinta itu adalah bunga yang memberi
wangi setiap langkah kehidupan. Cinta itu adalah cita cita yang patut diidamkan
untuk berakhir happy ending.
Tulisan
singkat tentang olahraga
Banyak
olahraga yang aku gemari dari berfikir hingga fisik. Sepakbola saat ini yang
menjadi favorite. Sejak aku belum berpendidikan aku sudah dikenalkan dengan
tokoh dan permainan ini. Asik, aku harus memperebutkan 1 bola dengan banyak
teman untuk dimasukkan kegawang lawan. Klub favorite aku adalah F.C
Internazionale Milan atau yang sering disebut Inter. Dulu aku sukanya ketika
masih ada Ronaldo dan Vieri yang merupakan pemain idolaku. Hingga sekarang
kecintaanku terhadap tim ini pun semakin bertambah. Aku sempat bertengkar
kepada Ibu saat aku jam 1 malam keluar rumah hanya untuk sekedar nonton bareng
pertandingan Inter di Purwosari, Sriwerdari atau di klodran. Kecintaan itu tak
pernah ada batas termasuk terhadap suatu klub sepakbola, aku mencintai Inter
bersama kakak dan adik-adikku. Momen paling bersejarah adalah tahun 2010 ketika
Inter menjuarai liga champions yang saat itu aku nobar di cafe dekat Manahan.
Konvoi dan bersorak hingga pagi.
Selain sepakbola aku juga membisai
olahraga macam bulutangkis, tenis meja, volli, futsal dan catur. Momen paling
mengesankan dari bulutangkis adalah saat aku mewakili UNS di kejuaraan Nasional
UGM CUP di Jogjakarta. Untuk tenis meja, volli dan catur hanya sekedar bisa dan
tak pernah menjadi keahlian. Olahraga untukku adalah hiburan dikala aku mulai
bosan dengan kesibukan atau keseharian. Paling anti olahraga renang yang sampai
sekarang tak bisa dan tak minat. Selalu menjadi kemaluan ketika aku harus ikut
renang bersama teman. Well, olahraga tak mugkin hilang dalam diri dan itu
kebutuhan untuk hidup yang sehat.
Dalam jenjang pendidikan, olahraga aku
juga punyai nilai berlebih dari perlombaan lari jarak jauh, jarak pendek,
lempar lembing, lompat jauh, lompat tinggi, basket hingga senam lantai. Nilai
raport tak pernah mendapat dibawah 8 untuk olahraga. Paling mengesankankan
adalah ketika SMP, aku begitu ditakuti teman dalam olahraga sepakbola. Aku
pernah mencetak 10 gol dalam 3 pertandingan dan sering menjadi pemain utama
saat ada pertandingan antar kelas atau sekolah. SMA aku juga cukup lumayan
meski diantara teman yang lebih bisa. Meski jarang mencetak gol aku sering
menciptakan peluang untuk gol. Semua hanya kenangan indah untuk selalu dikenang
dalam memori kehidupan seorang aku.
Tulisan
singkat tentang cita dan impian
Saat aku masih bayi sering dihasut Ibu
untuk jadi dokter atau polisi dan itu selalu jadi musik pengantar aku menjelang
tidur dengan kecupan dot dibibirku. Bahkan hingga SD akhirpun aku masih ingin
itu. Dokter yang selalu membantu orang ketika sulit dan polisi yang berjuang
jiwa dan raga untuk bela negara. Tapi SMP aku mulai berfikir bahwa cita tak
semudah menggapai kuping kanan dengan tangan kiri. Butuh perjuangan, butuh uang
dan butuh segalanya. Seiring waktu berjalan aku sudah melupakan menjadi jasa
dokter ataupun polisi dan aku seperti diarahkan menuju satu hal yang itu tak
pernah aku dan Ibu cita ketika kecil. Saat ini pun aku masih bimbang tentang
kemana tujuan hidup pekerjaanku kelak. Yang pasti itu bahagia dan cukup untuk
membahagiakan orang tua, calon keluarga dan semua orang yang pernah ada untuk
aku. Di usia sekarang dimana aku kuliah di jurusan ekonomi aku mencoba
mematangkan cita menjadi seorang yang bekerja disektor ekonom, entah itu
menjadi PNS, wiraswasta atau pegawai perusahaan swasta asing lainnya. Pastinya
bukan hanya materiil tapi juga kenyamanan dalam melakukan pekerjaan untuk hidup
yang mandiri.
Cita bukan hanya pekerjaan yang matang
tapi juga masih banyak hal lain yang itu untuk kehidupan yang lebih wajar.
Misal istri yang nyaman untuk sekedar diajak berkonsultasi. Bagiku istri tak
perlu sholehah seperti impian yang banyak orang orang gemborkan. Malah aku
inginkan yang biasa yang nantinya aku jadikan untuk sholehah minimal seperti
Ibu. Kriteria istri mungkin juga kebanyakan lain pria inginkan dan itu wajar.
Sekali lagi itu kembali kepada yang diatas untuk menjodohkan aku. Masih banyak
cita dan impian yang ingin aku dapat, karena sifat manusia yang tak pernah
habis punya keinginan. Impian besar tersebut diantaranya adalah Naik Haji kedua
orangtua, Guru agama dan keluarga tentunya; punya rumah sendiri yang itu cukup
untuk ditempati dan jika diijinkan mewah; menjelajah pelosok negeri dan luar
negeri dan masih banyak lagi. Menjelang tidur aku selalu melamunkan untuk itu
semua dan terkadang terbawa mimpi yang semoga selalu untuk jadi nyata.
Bagiku impian adalah semangat untuk
diraih dan meninggalkan suatu yang kelam kemarin. Cita itu harus digapai
semampu dan seiijin kehendak-Nya. Aku tak begitu berambisi untuk cita yang
lebih. Yang ada didepan dan besok yang akan terjadi adalah cita terpendekku
yang aku inginkan terus untuk tetep menjalani hidup yang lebih berwarna. Sedikit
menurunkan ego, aku juga berhasrat untuk cita kelompok, keluarga dan masyarakat
yang lebih indah.
Tulisan
singkat tentang musik
Dari
berbagai penataran diatas mungkin Anda mengira aku penyuka musik mellow. Ya,
aku memang penyuka itu, namun bukan hanya itu, aku hampir semua suka jenis
musik dari berbagai aliran macam rock sampai dangdut. Aku hanyalah penikmat
musik tanpa bisa mencipta ataupun mengarransemen suatu lagu. Pernah juga
bermimpi jadi musisi kaya Dewa 19 atau Sheilla on 7 namaun tak akan pernah
mungkin karena banyak hal. Aku saat ini mulai menyukai musik musik barat yang
dulu sempat anti sejak kecil hingga awal SMA. Lagu barat pertama yang paling
berkesan adalah Dear God kelas 1 SMA. Sejak ituah aku mulai menyukai musik
manca meski lidah tak se-fasih orang inggring waktu nyanyi. Avril adalah salah
satu penyanyi favorite dengan berbagai lagu yang spesial.
Mengenai aliran musik, aku akan coba
bahas satu per satu. Keroncong, aku menyukai karena kecil aku sering pergi
kerumah eyang dan diperdengarkan musik keroncong menjelang tidur diwaktu senja.
Campursari, mungkin karena aku tinggal dipedesaan hingga banyak acara nikahan
atau hajatan lainnya yang mengundang orkes melayu atau orgen tunggal. Tembang
jawa, meski banyak kalimat yang dipahami dari jawa tulen namun aku cukup suka
karena hafalnya bapak berdendang dimalam hari depan radio. Dangdut, lagunya
cukup menarik untuk dikiaskan. Lagu dangdut yang paling menyentuh adalah Gitar
Tua dari Rhoma Irama. Pop, dari biasa hingga melayu aku suka. Mungkin kata
katanya yang mudah dipahami. Reagge, aliran ini dikenalkan ke aku sejak SMA
yang pas waktu iti pensi menghadirkan Alm. Mbah Surip dan band reagge lainnya.
Asik dan cukup menghipnotis badan untuk bergoyang. Jazz, ini mungkin sejenis
kenangan untuk aku yang dulu suka mendengarkan musik jazz. Rock, tak begitu menyukai,
namun banyak juga band rock yang aku suka macam slank dan J-rock. Yang tidak
aku suka mungkin hanya aliran metal, karena aku tak paham dan cukup risi saja
didengar ditelinga.
Pecinta musik erat kaitannya dengan
bisakah ia bermain alat musik atau tidak. Kalau bernyanyi yakinlah suaraku
dibawah rata rata. Alat musik yang aku pelajari pertama adalah gitar yang
hingga kini masih belum saja bisa memainkannya. Perjuanganku mendapatkan
gitarlah yang paling berkesan. Ketika kelas 2 SMA aku harus berhutang kepada
Ibu untuk membeli gitar temanku yang waktu itu dihargai 100 ribu. Cuma sebatas
kunci dasar dan itupun masih belum sempurna untuk jadi pemain gitar. Aku
mengidolakan untuk mahir memainkan piano atau sejenisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar