Kamis, 20 Juni 2013

Teater “keluarga”ku GADHANG


            Terimakasih, terimakasih dan terimakasih....
            Sebelumnya minta maaf jika tulisan saya ini kurang baik untuk disimak maupun menyinggung perasaan saudaraku sendiri. Disini saya hanya ingin menyampaikan “unek-unek” saya di gadhang. Yah, mungkin kurang sopan saja ketika saya yang baru 3 tahunan menjadi chonger (julukan anggota gadhang) sok menulis mengenai gadhang yang sesnugguhnya mempunyai sejarah yang cukup panjang dan berliku.
            Oiya, kenalkan dulu apa sih GADHANG??? Itu adalah unit kegiatan mahasiswa yang terletak di FE UNS dan berdiri sejak 22 tahun yang lalu. Kalau aku @JokoGadhang chonger yang masuk pada tahun 2010 silam. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai gadhang bisa buka situsnya langsung www.teatergadhang.wordpress.com atau FB-nya TEATER GADHANG FE UNS serta twitter-nya @TeaterGadhang.
            Langsung saja saya akan bercerita tentang gadhang. Saking cinta saya sama gadhang itu nama twitter saya pakai nama belakang gadhang. Padahal gak tahu itu gadhang malah merasa malu atau bangga namanya tak pakai. Hehe... tulisannya tak usah formal formallah ya, ntar malah disangka undangan. Chonger disini menyebut gadhang itu organisasi dalam keluarga, jadi ya lebih menonjolkan kekeluargaan daripada organisasi. Maka tak heran jika ada segelintir orang yang sudah terpatri hatinya untuk gadhang akan melakukan segalanya untuk keluarga tersebut. Harta, raga, jiwa dan waktu adalah sebagian hal yang wajib dikorbankan ketika keluarga anda ingin mencapai mimpi dan aku yakin semua memiliki mimpi tersendiri terhadap keluarganya.
            Yang menjadi keheranan sangat adalah mereka banyak yang kurang memiliki rasa kecintaan terhadap keluarga ke-2 ini. Sejak saya masuk menjadi anggota gadhang, peminat ukm ini sungguh luar biasa. Angkatan saya sekitar 70an anggota namun yang masih tersisa tinggal 5 orang (aktif), angkatan 2011 sekitar 80-an yang bertahan tinggal 7 orang (aktif) dan 2012 sekitar 70-an namun sekarang tinggal belasan anggota. Kemanakah mereka???? Ya pertanyaan yang selalu saya cari jawabannya hingga sekarang. Ada alasan yang wajar kalau mereka pergi dari gadhang namun BANYAK anggota malah gak tau jelas alasan mereka keluar. Alasan mereka diantranya adalah faktor keluarga yang melarang ada pula mereka yang pindah kuliah. Namun ada pula alasan pribadi yang mereka keluar karena merasa kurang nyaman dengan salah seorang digadhang, begitu juga mereka yang gak enak sama chonger lainnya karena jarang berkumpul dan lain sebagainya.
            Memang harus diakui di gadhanglah ukm yang super menggembleng mental. Pengalaman saya mengikuti berbagai ukm di kampus maupun tingkat nasional, gadhang lah ukm yang saya saluti meski tekanan luar biasa dalam menjalankan tanggungjawab. Dicaci, dimaki, di omongin dibelakang, dihina, berkelahi, dicuekin, dijauhi adalah hal yang sangat biasa saya jumpai namun banyak dari mereka yang sangat peka perasaannya jika ditindak seperti itu. Maka wajar dari mereka banyak yang keluar. Mereka yang merasa bekerja keras namun masih dimarahi, mereka yang merasa totalitas namun tidak dianggap bekerja, mereka yang sudah meluangkan waktu demi gadhang namun disepelekan.
            Dari situlah aku merasakan hidup saya yang lebih berwarna. Dimana ketika saya harus menangis melihat pekerjaan saya dalam “keluarga” kurang sempurna, dimana saya harus bersedih melihat banyak dari mereka yang bekerja tanpa bantuan, dimana saya ditekan keras ketika proses pentas, dimana saya bersorak tawa ketika kami lagi bersantai, dimana kami berpegang erat ketika menghadapi masalah, dimana saya harus bahagia puas melihat satu pekerjaan yang berhasil, dimana saya harus menasehati dan memotivasi ketika banyak dari mereka yang kurang semangat, dimana kami berlelah ria mensetting panggung dan seribu perasaan lainnya yang mungkin muat satu page.
            Aku rindu gadhang yang dulu saat latal kalian yang masih lugu dan tertawa, aku rindu gadhang yang dulu ketika ketegangan berproses di lapangan basket dan aula, aku rindu kesibukan dulu melakukan sesuatu di sanggar, aku rindu bernyanyi bersama disanggar dengan ke-fals-an masing masing, aku rindu gadhang yang dulu makan bersama di depan sanggar, main poker, catur di sanggar. DIMANA KALIAN YANG DULU???? Kejenuhan memang sangat wajar terjadi. Tapi apa kalian tega melihat keluarga kalian lesu dalam kejenuhan yang teramat lama. Hay conger, gadhang lagi butuh penyemangat. Dia lagi tidur teramat lama. Mari kita bangunkan dengan semangat membara seperti pertama kalian masuk rumah. Jujur aku tak mampu sendiri, karena itu dari kalian sendiri yang bisa membuat nyaman rumah kita.
            Di gadhang sebenarnya banyak hal yang kita ambil manfaatnya. Ketika masuk dunia kerja tentu tekanan akan lebih berat ketika kita menjadi mahasiswa. Dan di gadhanglah tempat penggemblengan mental dan tenaga yang pas sebelum masuk dunia kerja.
            Suatu saat aku yakin kalian akan rindu peristiwa di sanggar yang begitu bermacam, termasuk yang saya tulis diatas. Dan jika hati kalian sudah terpagar “gadhang” kangen kumpul bareng pasti akan terjadi. Dan saat itulah kalian akan menyesal sempat meninggalkan gadhang. Entah magnet apa yang ada digadhang hingga aku tak henti hentinya mengajak kalian mencintai gadhang. Yang jelas aku mencintai gadhang dan selamanya mencintai gadhang, gak melihat banyak orang yang membenci saya atas kehadiran saya di gadhang. Satu tujuanku di gadhang adalah mengibarkan panji gadhang ke angkasa hingga seluruh dunia mengakui ada teater di ekonomi UNS yaitu TEATER GADHANG.

Secarik ceritaku.... :D
            Ini kakak persembahkan buatmu adikku yang baru membangun kecintaan terhadap Gadhang. Pertama kali mungkin kalian heran ketika aku masuk ke Gadhang karena minatku terhadap musik, eh malah sekarang kecantol cinta sama akting. Btw, akting itu kan suka menipu, suka bohong, suka lebay atau apalah. Tapi kok bisa suka ya??? Nih berbagi aja ya, bagiku, ingat ini bagiku bukan bagimu atau bagi mereka, AKTING itu adalah kehidupan. Berkat gadhang aku lebih mungkin bisa memaknai hidup dalam setting yang beragam. Yah meski ada beberapa yang dikorbankan sih,,, tapi kata sobat “hidup itu pilihan men” tergantung kamu mau ke kiri atau kekanan atau malah gak bergerak.
            Apa yang saya dapat digadhang??? Banyak sob, detailnya bisa mention di twitter saya atau email juga bisa :D. Garis besar saja ya gan, dulu aku itu culun (SMA), tak sepercaya diri sekarang lah, tapi sekarang bisa lihat sendiri kan perubahannya #Sombong. Dulu aku juga gak bisa main alat musik keculai rebbana, tapi sekarang, W.O.W.  Dulu aku gak bisa akting sama sekali, kini aku bisa disamakan sama Didi Petet. Yang sama itu Cuma status dari SMP, SMA hingga kini tetep aja jomblo “-___-.  Sekarang pun aku juga punya seribu teman yang unik dan berwarna. Banyak lah sob, pokonya kalau ente masuk dan cinta gadhang gak bakal nyesel.
            Oke, awal masuk gadhang saya bertemu sama kakak Alvian dan Mbak Ihda. Beliau yang membuatku betah beberapa saat di gadhang. Kenapa?? Hobinya sama gan, #Dangdutan. Hehe,,,, habis itu acara juga Cuma ketawa ketiwi kaya OVJ pertama kali tenar. Futsal, main musik di sanggar, main poker, catur dan foto foto. Ya semester pertama saya masuk gadhang ya Cuma itu. Saking sukanya sama nih UKM aku sampai ngebelain temen temen sekelas buat daftar dan al hasil hampir setengah kelas masuk gadhang gan. Dan puncak asyik itu pas ketika latal, dimana kami begitu dimanjakan. Tidur, maem, olah raga dan nyanyi nyani di sekipan.
            Kalau gak asyiknya itu pas proses. Tapi kalau lama gak proses juga kangen #galau. Gak asyiknya itu kalau proses pasti ada aja yang salah. Dan endingnya dimarahi didepan publik. Iyuh gak banget deh. Selain itu juga wajib ngorbanin waktu, tenaga, pikiran, harta untuk tujuan bersama yakni pentas keren. Kasihan juga sih liat chonger/ kerabat yang kena semprot salah dalam kerja. Tapi mau gimana lagi, lha wong aku Cuma joko. Haha.
            Puncak stres itu pas kedapat pengurusan inti. Selama satu tahun isinya Cuma salah salah dan salah. Apalagi pas jadi pimpro produksi. Serasa pengen mati sesaat, untungnya disitu keluarga, jadi waktu aku mau bunuh diri ada yang mengingatkan kalau bunuh diri itu dosa dan setiap permasalahan itu pasti ada penyelesaiannya. Akhirnya pun kami sukses malampaui itu dengan sedikit kebanggaan di pundak. Pesan buat adek nih, agak panjang sih....
“Aku belum pernah merasakan puncak kebahagiaan hidup dan itu saya alami di gadhang. Maksudnya adalah ketika proses yang cukup meletihkan dan kegiatan itu selesai dengan sukses maka perasaan puas tak mungkin dapat tergambarkan. Apalagi disitu anda menjadi sosok yang penting dalam kegiatan. Percayalah tak ada hidup yang hanya cukup untuk bersenang, ada kalanya kita bersedih, berduka, marah dan tentunya bahagia. Always Chong!!!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar