Terimakasih,
terimakasih dan terimakasih....
Sebelumnya
minta maaf jika tulisan saya ini kurang baik untuk disimak maupun menyinggung
perasaan saudaraku sendiri. Disini saya hanya ingin menyampaikan “unek-unek”
saya di gadhang. Yah, mungkin kurang sopan saja ketika saya yang baru 3 tahunan
menjadi chonger (julukan anggota gadhang) sok menulis mengenai gadhang yang
sesnugguhnya mempunyai sejarah yang cukup panjang dan berliku.
Oiya,
kenalkan dulu apa sih GADHANG??? Itu adalah unit kegiatan mahasiswa yang
terletak di FE UNS dan berdiri sejak 22 tahun yang lalu. Kalau aku @JokoGadhang
chonger yang masuk pada tahun 2010 silam. Untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai gadhang bisa buka situsnya langsung www.teatergadhang.wordpress.com
atau FB-nya TEATER GADHANG FE UNS serta twitter-nya @TeaterGadhang.
Langsung
saja saya akan bercerita tentang gadhang. Saking cinta saya sama gadhang itu
nama twitter saya pakai nama belakang gadhang. Padahal gak tahu itu gadhang
malah merasa malu atau bangga namanya tak pakai. Hehe... tulisannya tak usah
formal formallah ya, ntar malah disangka undangan. Chonger disini menyebut
gadhang itu organisasi dalam keluarga, jadi ya lebih menonjolkan kekeluargaan
daripada organisasi. Maka tak heran jika ada segelintir orang yang sudah
terpatri hatinya untuk gadhang akan melakukan segalanya untuk keluarga
tersebut. Harta, raga, jiwa dan waktu adalah sebagian hal yang wajib
dikorbankan ketika keluarga anda ingin mencapai mimpi dan aku yakin semua
memiliki mimpi tersendiri terhadap keluarganya.
Yang
menjadi keheranan sangat adalah mereka banyak yang kurang memiliki rasa
kecintaan terhadap keluarga ke-2 ini. Sejak saya masuk menjadi anggota gadhang,
peminat ukm ini sungguh luar biasa. Angkatan saya sekitar 70an anggota namun
yang masih tersisa tinggal 5 orang (aktif), angkatan 2011 sekitar 80-an yang
bertahan tinggal 7 orang (aktif) dan 2012 sekitar 70-an namun sekarang tinggal
belasan anggota. Kemanakah mereka???? Ya pertanyaan yang selalu saya cari
jawabannya hingga sekarang. Ada alasan yang wajar kalau mereka pergi dari
gadhang namun BANYAK anggota malah gak tau jelas alasan mereka keluar. Alasan
mereka diantranya adalah faktor keluarga yang melarang ada pula mereka yang
pindah kuliah. Namun ada pula alasan pribadi yang mereka keluar karena merasa
kurang nyaman dengan salah seorang digadhang, begitu juga mereka yang gak enak
sama chonger lainnya karena jarang berkumpul dan lain sebagainya.
Memang
harus diakui di gadhanglah ukm yang super menggembleng mental. Pengalaman saya
mengikuti berbagai ukm di kampus maupun tingkat nasional, gadhang lah ukm yang
saya saluti meski tekanan luar biasa dalam menjalankan tanggungjawab. Dicaci,
dimaki, di omongin dibelakang, dihina, berkelahi, dicuekin, dijauhi adalah hal
yang sangat biasa saya jumpai namun banyak dari mereka yang sangat peka
perasaannya jika ditindak seperti itu. Maka wajar dari mereka banyak yang
keluar. Mereka yang merasa bekerja keras namun masih dimarahi, mereka yang
merasa totalitas namun tidak dianggap bekerja, mereka yang sudah meluangkan
waktu demi gadhang namun disepelekan.
Dari
situlah aku merasakan hidup saya yang lebih berwarna. Dimana ketika saya harus
menangis melihat pekerjaan saya dalam “keluarga” kurang sempurna, dimana saya
harus bersedih melihat banyak dari mereka yang bekerja tanpa bantuan, dimana
saya ditekan keras ketika proses pentas, dimana saya bersorak tawa ketika kami
lagi bersantai, dimana kami berpegang erat ketika menghadapi masalah, dimana
saya harus bahagia puas melihat satu pekerjaan yang berhasil, dimana saya harus
menasehati dan memotivasi ketika banyak dari mereka yang kurang semangat,
dimana kami berlelah ria mensetting panggung dan seribu perasaan lainnya yang
mungkin muat satu page.
Aku rindu
gadhang yang dulu saat latal kalian yang masih lugu dan tertawa, aku rindu
gadhang yang dulu ketika ketegangan berproses di lapangan basket dan aula, aku
rindu kesibukan dulu melakukan sesuatu di sanggar, aku rindu bernyanyi bersama
disanggar dengan ke-fals-an masing masing, aku rindu gadhang yang dulu makan
bersama di depan sanggar, main poker, catur di sanggar. DIMANA KALIAN YANG
DULU???? Kejenuhan memang sangat wajar terjadi. Tapi apa kalian tega melihat
keluarga kalian lesu dalam kejenuhan yang teramat lama. Hay conger, gadhang
lagi butuh penyemangat. Dia lagi tidur teramat lama. Mari kita bangunkan dengan
semangat membara seperti pertama kalian masuk rumah. Jujur aku tak mampu
sendiri, karena itu dari kalian sendiri yang bisa membuat nyaman rumah kita.
Di gadhang
sebenarnya banyak hal yang kita ambil manfaatnya. Ketika masuk dunia kerja
tentu tekanan akan lebih berat ketika kita menjadi mahasiswa. Dan di gadhanglah
tempat penggemblengan mental dan tenaga yang pas sebelum masuk dunia kerja.
Suatu saat
aku yakin kalian akan rindu peristiwa di sanggar yang begitu bermacam, termasuk
yang saya tulis diatas. Dan jika hati kalian sudah terpagar “gadhang” kangen
kumpul bareng pasti akan terjadi. Dan saat itulah kalian akan menyesal sempat meninggalkan
gadhang. Entah magnet apa yang ada digadhang hingga aku tak henti hentinya
mengajak kalian mencintai gadhang. Yang jelas aku mencintai gadhang dan
selamanya mencintai gadhang, gak melihat banyak orang yang membenci saya atas
kehadiran saya di gadhang. Satu tujuanku di gadhang adalah mengibarkan panji
gadhang ke angkasa hingga seluruh dunia mengakui ada teater di ekonomi UNS
yaitu TEATER GADHANG.
Secarik ceritaku.... :D
Ini kakak
persembahkan buatmu adikku yang baru membangun kecintaan terhadap Gadhang.
Pertama kali mungkin kalian heran ketika aku masuk ke Gadhang karena minatku
terhadap musik, eh malah sekarang kecantol cinta sama akting. Btw, akting itu
kan suka menipu, suka bohong, suka lebay atau apalah. Tapi kok bisa suka ya???
Nih berbagi aja ya, bagiku, ingat ini bagiku bukan bagimu atau bagi mereka,
AKTING itu adalah kehidupan. Berkat gadhang aku lebih mungkin bisa memaknai
hidup dalam setting yang beragam. Yah meski ada beberapa yang dikorbankan
sih,,, tapi kata sobat “hidup itu pilihan men” tergantung kamu mau ke kiri atau
kekanan atau malah gak bergerak.
Apa yang
saya dapat digadhang??? Banyak sob, detailnya bisa mention di twitter saya atau
email juga bisa :D. Garis besar saja ya gan, dulu aku itu culun (SMA), tak
sepercaya diri sekarang lah, tapi sekarang bisa lihat sendiri kan perubahannya
#Sombong. Dulu aku juga gak bisa main alat musik keculai rebbana, tapi
sekarang, W.O.W. Dulu aku gak bisa
akting sama sekali, kini aku bisa disamakan sama Didi Petet. Yang sama itu Cuma
status dari SMP, SMA hingga kini tetep aja jomblo “-___-. Sekarang pun aku juga punya seribu teman yang
unik dan berwarna. Banyak lah sob, pokonya kalau ente masuk dan cinta gadhang
gak bakal nyesel.
Oke, awal
masuk gadhang saya bertemu sama kakak Alvian dan Mbak Ihda. Beliau yang
membuatku betah beberapa saat di gadhang. Kenapa?? Hobinya sama gan, #Dangdutan.
Hehe,,,, habis itu acara juga Cuma ketawa ketiwi kaya OVJ pertama kali tenar.
Futsal, main musik di sanggar, main poker, catur dan foto foto. Ya semester pertama
saya masuk gadhang ya Cuma itu. Saking sukanya sama nih UKM aku sampai
ngebelain temen temen sekelas buat daftar dan al hasil hampir setengah kelas
masuk gadhang gan. Dan puncak asyik itu pas ketika latal, dimana kami begitu
dimanjakan. Tidur, maem, olah raga dan nyanyi nyani di sekipan.
Kalau gak
asyiknya itu pas proses. Tapi kalau lama gak proses juga kangen #galau. Gak
asyiknya itu kalau proses pasti ada aja yang salah. Dan endingnya dimarahi
didepan publik. Iyuh gak banget deh. Selain itu juga wajib ngorbanin waktu,
tenaga, pikiran, harta untuk tujuan bersama yakni pentas keren. Kasihan juga
sih liat chonger/ kerabat yang kena semprot salah dalam kerja. Tapi mau gimana
lagi, lha wong aku Cuma joko. Haha.
Puncak
stres itu pas kedapat pengurusan inti. Selama satu tahun isinya Cuma salah
salah dan salah. Apalagi pas jadi pimpro produksi. Serasa pengen mati sesaat,
untungnya disitu keluarga, jadi waktu aku mau bunuh diri ada yang mengingatkan
kalau bunuh diri itu dosa dan setiap permasalahan itu pasti ada
penyelesaiannya. Akhirnya pun kami sukses malampaui itu dengan sedikit
kebanggaan di pundak. Pesan buat adek nih, agak panjang sih....
“Aku belum pernah merasakan puncak kebahagiaan hidup dan itu
saya alami di gadhang. Maksudnya adalah ketika proses yang cukup meletihkan dan
kegiatan itu selesai dengan sukses maka perasaan puas tak mungkin dapat
tergambarkan. Apalagi disitu anda menjadi sosok yang penting dalam kegiatan.
Percayalah tak ada hidup yang hanya cukup untuk bersenang, ada kalanya kita
bersedih, berduka, marah dan tentunya bahagia. Always Chong!!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar