1.
Definisi
a. Status
dan Fungsi, Peran
Ralph Linton
Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang dalam
masyarakatnya
Soerjono soekanto,
kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok
sosial, sehubungan dengan kelompok-kelompok di dalam kelompok yang lebih besar.
Menurut kamus sosiologi status diartikan
sebagai :
1. Pososi dalam suatu hierarki
2. Suatu
wadah hak dan kewajiban
3. Aspek
statis dari peranan
4. Prestise
yang dikaitkan dengan suatu posisi
5. Jumlah
peranan ideal dari seseorang.
Status dalam arti objektif dilihat sebagai suatu tatanan hak dan kewajiban secara hierarkis dalam struktur formal organisasi. Ditinjau dari aspeknya maka status objetif ini agak stabil.
Dari segi subjektif status yang dimiliki seseorang
merupakan hasil penilaian orang lain terhadap diri seseorang dengan siapa dia
berhubungan. Jadi status seseorang akan berubah jika penilaian yang dilakukan
penilaian terhadap orang tersebut juga berubah menurut situasi, kondisi, tempat
dan waktu.
Menurut Talcott Parson dari segi subjektif penilaian status menjadi lima criteria, yaitu :
1. Kelahiran
2. Mutu pribadi
3. Prestasi
4. Pemilikan
5. Otoritas
Pada kenyataannya kelima sumber status diatas tidak
selalu konsisten untuk penilaian seseorang dan peranan yang dimiliki orang
dalam masyarakatnya ditentukan situasi kelompok, seperti contoh ibu Ani situasi
dirumah dan disekolah yang membedakan perannya.
Pendapat
F. Jnaniecki bahwa situasi dapat
ditinjau dari dua segi, yaitu segi subjektif maupun segi objektif.
Subjektif → Penilaian pribadi, sesuai interpretasi dan
konsep pribadi Situasi
Objektif → Penilaian oleh masyarakat yang ditentukan oleh kebudayaannya
Objektif → Penilaian oleh masyarakat yang ditentukan oleh kebudayaannya
Definisi peran
menurut Kamus Bahasa Indonesia yang
diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (1997) adalah seperangkat
tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang memiliki kedudukan di
masyarakat.
Sedangkan
menurut Soerjono Soekanto (1990)
mendefinisikan peranan sebagai : Suatu konsep perihal apa-apa yang dapat
dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai suatu organisasi. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi/tempat
seseorang dalam masyarakat.
Paul B. Horton,
(1999:118) Apabila kita menyandang atau
memangku sebuah status maka kita pasti akan atau harus dihadapkan dengan suatu
peran yang harus kita laksanakan sesuai dengan status itu. Suatu peran adalah
perilaku yang diharapkan dari seseorang yang menduduki suatu status tertentu
b. Sosialisasi
Maicionis
(1997:123), sosialisasi sebagai pengalaman sosial sepanjang hidup yang
memungkinkan sesorang mengembangkan potensi kemanusiaanyadan mempelajari pola
pola kebudayaan
Horton
dan Hunt (1987:89) mendefinisikan sosialisasi sebagai proses dimana
seseorang menginternalisasikan norma norma kelompok tempat ia hidup, sehingga
berkembang menjadi satu pribadi yang unik.
Giddens
(1994:60) melukiskan proses sosialisasi sebagai proses yang terjadi
ketika seorang bayi yang lemah berkembang secara aktif melalui tahap demi tahap
sampai akhirnyamenjadi pribadi yang sadar akan dirinya sendiri, pribadi yang
berpengetahuan, dan terampil akan cara hidup dalam kebudayaan tempat ia
tinggal.
Ritcher
Jr
(1987 :139) berpendapat bahwa sosialisasi adalah proses seseorang
memperoleh pengetahuan, keteampilan, dan sikap yang diperlukannya agar dapat
berfungsi sebagai orang dewasa dan sekaligus sebagai pemeran aktif dalam satu
kedudukan atau peranan tertentu di masyarakat.
Stewart
(1985:93)
menyatakan bahwa sosialisasi adalah prosesmemperoleh kepercayaan, sikap, nilai,
dan kebiasaan dalam kebudayaannya. Melalui proses sosialisasi akan tumbuh satu
pribadi yang khas, karena sifat kelompok tidak pernah diserap secara sama oleh
masing masing anggota kelompok.
Broom
dan Selznic (1961:79) menyatakan bahwa sosialisasi
adalah proses membangun atau menanamkan nilai nilai kelompok pada diri
seseorang. Dari segi masyarakat, sosialisasi adalah cara untuk mentransmisikan
kebudayaan dan cara bagaimana seseorang disesuaikan kedalam cara kehidupan yang
telah diorganisir. Dari segi individu sosialisasi adalah pemenuhan potensi pertumbuhan
dan perkembangan pribadinya. Sosialisasi memanusiakan manusia dan
mengembangkannya agar menjadi pribadi yang mempunyai kesadaran identitas, mampu
mengatur dan mendisiplinkan perilakunya, serta memiliki cita cita, nilai nilai
dan ambisi.
Soerjono Soekanto, Soalisasi adalah sutatu
proses yang menempatkan anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma
dan nilai-nilai masyarakat di tempat dia menjadi anggota.
Bruce J.Cohen Sosialisasi adalah proses
manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakatnya untuk memperoleh
kepribadian dan membangun kapasitas untuk berfungsi, baik sebagai individu
maupun sebagai anggota kelompok.
Robert M.Z. Lawang Sosialisasi adalah proses
mempelajari norma, nilai, peran, dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan
untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial.
Peter Berger Sosialisasi adalah suatu
proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat
tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
Paul B Horton Sosialisasi adalah suatu
proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat
tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya. Secara harfiah
sosialisasi bertujuan untuk menyampaikan informasi atas sesuatu kepada
masyarakat supaya sesuatu yang disosialisasikan itu bisa diterima dan tidak
mendapat reaksi negatif dari masyarakat. Tapi secara politis kadang sosialisasi
bisa berarti pemaksaan kehendak secara terselubung. Dengan dalih untuk
kepentingan umum dan sudah disosialisasikan, masyarakat yang sebenarnya menolak
dipaksa untuk menerima.
c. Kekuasaan
Menurut
Max Weber kekuasaan itu dapat
diartikan sebagai suatu kemungkinan yang membuat seorang actor didalam suatu
hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya
sendiri dan yang menghilangkan halangan.
Walter Nord
merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan untuk mencapai suatu tujuan
yang berbeda secara jelas dari tujuan lainnya.
Miriam
Budiardjo (2002), Kekuasaan
adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang
atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku
Ramlan
Surbakti
(1992), Kekuasaan
merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku
sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi.
Menurut Lewin Kekuasaan adalah kemampuan potensial dari seseorang/kelompok orang untuk
mempengaruhi yang lain dalam sistem yang ada.
d. Perubahan
Sosial
selo soemardjan perubahan sosial
adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di
dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosial, termasuk di dalamnya
nilai, sikap, dan pola perilaku kelompok-kelompok dalam masyarakat.
william F. Ogburn perubahan sosial
mencakup unsur-unsur kebudayaan, baik material maupun immaterial yang
menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap
unsur-unsur immaterial
Mac Iver Dalam
bukunya Society A Textbook of Sosiology (1937) Perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan dalam
hubungan (sosial relation) atau perubahn terhadap keseimbangan (equilibrium)
hubungan sosial.
John Luwis Gillin dan
John Philip Gillin dalam bukunya Cultural Antropology Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara
hidup yang diterima, yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi
goegrafis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena
adanya difusi atau penemuan baru dalam masyarakat tersebut.
Samuel Koening Perubahan sosial
menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan
manusia. Modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab intern maupun eksteren.
Kingsley
Davis Mengartikan perubahan sosial
sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah
menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dengan majikan dan
seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan
politik.
e. Pengendalian
Sosial
Peter L
Berger Pengendalian
sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan
anggotanya yang menyimpang
Horton dan
Hunt Pengendalian
sosial adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang tua
atau masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai harapan
kelompok atau masyarakat
Bruce J
Cohen Pengendalian sosial adalah cara-cara
atau metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras
dengan kehendak-kehendak kelompok atau masyarakat tertentu.
Joseph S. Roucek Pengendalian sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada
proses terencana ataupun tidak terencana yang mengajarkan, membujuk atau
memaksa individu untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan dan
nilai-nilai kelompok
Rifhi Siddiq Pengendalian
sosial adalah suatu cara maupun metode yang dilakukan kepada individu ataupun
kelompok agar perilaku dan tindakannya sesuai dengan nilai dan norma sosial
yang dianut masyarakat tersebut.
Soetandyo Wignyo Subroto Pengendalian sosial adalah sanksi, yaitu suatu bentuk penderitaan yang
secara sengaja diberikan oleh masyarakat.
f. Mobilitas
Sosial
Paul
B. Horton
Mobilitas sosial adalah suatu gerak
perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah
dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
William
Kornblum (1988: 172) Mobilitas sosial adalah perpindahan
individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok sosialnya dari satu lapisan
ke lapisan sosial lainnya.
Michael
S. Basis (1988: 276) Mobilitas
sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah lingkungan sosioekonomi yang
mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat.
Edward
Ransford (Sunarto, 2001: 108) Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke
bawah dalam lingkungan sosial secara hierarki.
Kimball
Young dan Raymond W. Mack (Soekanto,
2001: 275)
Mobilitas sosial adalah suatu
mobilitas dalam struktur sosial, yaitu pola-pola yertentu yang mengatur organisasi
suatu kelompok sosial
2. Contoh
Konkrit
a. Status
dan Fungsi, Peran
seorang tentara yang sedang di rumah
dengan anak dan istrinya diharapkan dapat memainkan peran “ayah” dengan gaya
yang menyenangkan bagi keluarganya. Gaya fungsional dirumah diharapkan berbeda
dengan gaya resmi tentara yang keras dan disiplin.
Saat kita menempati tempat duduk dalam
sebuah pesta, panitia mengantarkan kita ke tempat duduk yang telah di tentukan.
Penentuan tempat itu bukan selalu dibuat atas dasar peran, tapi juga atas
pertimbangan lain yang dilihat orang pada kita: keturunan, pendidikan,
kekayaan, dan sebagainya.
Seorang karyawan yang berhasil gemilang dalam
menjalankan peran (tugas) dapat diangkat untuk memnduduki status (pangkat)
manager. Yang pasti, peran turut menentukan status.
Si Joko, misalnya, tidak saja memegang peranan bapak,
mertua, menantu, tetapi juga guru SMA Negri, ketua RW, ketua sejumlah Yayasan,
anggota perkumpulan tenis, anggota partai, anggota koperasi simpan pinjam dan
beberapa peranan lain. Diantara peranan-peranan itu ada satu peranan disebut
peranan kunci, sedang peranan lainnya disebut peranan tambahan.
N
adalah seorang guru. Kebetulan salah seorang muridnya adalah anaknya sendiri.
Jadi N memegang dua peranan: sebagai guru dan sebagai ayah. Suatu saat N
mengajar di kelas tempat anaknya duduk sebagai murid dan anaknya tersebut
melanggar tata tertip. Dalam hal ini N mengalami bentrokan peranan, dan
dituntut pola mana yang harus dilakukan. Pola guru menuntutnya untuk menghukum
murid yang melanggar peraturan, sedangkan pola ayah menuntutnya untuk
melindungi anaknya.
b. Sosialisasi
Isabela
Malang yang Beruntung
Isabela
adalah nama seoranga anak perempuan. Selama 6 tahun awal kehidupannya, ia hidup
dalam sebuah kamar gelap yang terisolasi dari dunia luar. Keluarga ibu Isabela
sangat malu atas kelahirannya sebagai anak haram, sehingga menyembunyikannya
dari dunia luar. Isabela tidak pernah berhubungan dengan orang lain kecuali
dengan ibunya, yang kebetulan bisu dan tuli.
Isabela
akhirnya ditemukan oleh petugas sosial ketika ia dibawa kabur oleh ibunya dari
rumah keluarga meraka. Ketika ditemukan, Isabela tidak mampu bicara. Satu
satunya kemampuan berkomunikasi dengan ibunya adalah dengan bahasa isyarat
sederhana. Yang dapat ia lakukan adalah mengeluarkan beberapa teriakan. Walau
sudah berusia 6 tahun namun masih mirip dengan bayi 6 bulan.
Semasa
kanak kanak, Isabela sangat terkucil dan tidak mengalami sosialisasi. Karena
selama 6 tahun ia hanya melihat sedikit orang. Ia akan bereaksi seperti hewan
liar ketika berhadapan dengan orang asing. Para pakar kemudian mengembangkan
program latihan sistematis untuk menolong Isabelamenyesuaikan diri dengan
hubungan antar manusia dan menjalani proses sosialisasi.
Sesudah
itu setelah berlatih selama 3 bulan, ia mulai mampu berbicara dalam kalimat
lengkap. Sembilan bulan kemudian, ia sudah dengan baik memahami kata dan
kalimat. Akhirnya menjelang usia yang ke-9 tahun, Isabela sudah siap masuk
sekolah umum bersama anak anak normal lainnya.
(Disadur
dari “Sociology” karya Richard T. Schaefer dan Robert P. Lamn, hlm
97-98)
c. Kekuasaan
Kewenangan merupakan kekuasaan yang
mendapatkan keabsahan atau legitimasi. Dalam kekuasaan terdapat 2 sumber
mengapa orang dapat tunduk atau mengitui kekuasaan tersebut. Yaitu formal
dan informal. Dalam kewenangan pasti terdapat kekuasaan, tapi dalam kekuasaan
belum tentu terdapat kekuasaan.
Kekuasan formal didapat dari
organisasi yang legal yang ditandai dengan turunya surat keterangan kewenangan.
Organisasi formal merupakan organisasi yang sudah disah kan oleh pemerintah.
Contohnya Ketua Dinas Sosial yang mendapatkan surat keterangan tugas dari
pemerintah. Dia sudah memiliki kekuasaan dan wewenang untuk mengatur
permasalahan dalam dinas sosial di masyarakat. Dia mempunyai wewenang untuk
memberikan keputusan mengenai masalah sosial dalam masyarakat.
Kekuasaan informal bukan berasal
dari surat keputasan dari pemerintah, dan juga buakn berasal dari lembaga resmi
pemerintah. Dalam kekuasan informal, para pemimpin ini mempunyai kharisma atau
kepandain bercakap yang akhirnya dipercayai oleh masyrakat sekitarnya.
Contohnya adalah para kyai yang mempunyai banyak pengikut, mereka
mematuhi kyai karena kyai dianggap orang yang sangat berkharismatik dan
mempunyai kekuasaan untuk dipatuhi. Jadi biasnya para santri mereka memilih
keputusan atau mengikuti para kyai daripada pemerintah. Kita sering mengalami
hari raya agama Islam tersebut jatuh pada hari yang tidak sama dalam Negara
kita. Itu disebabkan terdapat bnyak sumber dalam menentukan hari raya tersebut.
Walaupun pemerintah sudah menetukan dan memutuskan hari raya pada waktu
tertentu, tapi masyarakt masih banyak tidak mematuhi keputusan pemerintah dan
lebih mempercayai kyai mereka yang mempunyai perhitungan yang tidak
sesuai dengan pemerintah. Ini menandakan para kyai mempunyai kekuasaan yang
informal, beliau dapat memberikan keputusan sesuai keyakinannya dan para
pengikutnya akan mengikuti dan menjalankan keputusan mereka.
Kewenangan tidak bersifat
dinamis, tapi bersifat statis.
Yaitu terdapat pasang surut pengikutnya. Kewenangan ini lebih menjurus pada
legitimisai. Legitimasi merupakan pengakuan atau penerimaan masyarakat
kepada pemimpin untuk memimpin, memerintah dan megeluarkan kebijakan politik. Hubugan
kekuasan, kewenagan dan legitimasi adalah kekuasaan digunakan pemerintah untuk
lebih menakut-nakuti masyarkat agar tunduk pada pemerintah. Dengan menggunakan
sumber-sumber kekuasaan untuk membuat keputusan dan pelaksanaan kebijakan
public , sehingga kekuasaan ini bersifat memaksa. Sedangkan kewenangan merupan
bagian dari kekuasaan yang berfungsi untuk membuat keputusan atau
kebijakan public atau sebuah hak yang dimiliki oleh penguasa yang diberi wewenang
untuk melaksanakan dan mebuat kebijakan public yang bersifat top down. Legitimasi
adalah pengakuan atau penerimaan dari masyarakat atau rakyat terhadap
pemimpinnya untuk membuat kebijakan public dan melaksanaknnya. Jadi ini
tetang sebuah kepercayaan dari rakyat atau dukungan terhadap pemimpin. Sehingga
keputusan tersebut dapat berjalan dengan baik
Terdapat berbagai sumber kekuasaan
di Indonesia, yaitu Sumber
kewenangan tradisional yang merupakn sumber kewenangan yang diperoleh dari
sebuah tradisi adat istiadat secara turun-terun yang diberikan oleh nenek
moyang dan tetap diikuti dan dipatuhi oleh masyrakatnya. Contohnya kewenangan
yang diperoleh oleh para raja jaman dahulu. Para raja mendapatkan kekuasaan dan
kewenangan dari garis keturunan raja dan mendapatkan legitimasi yang sangat
baik. Contoh nyata pada dewasa ini tetang pemilihan gubernur DIY Yogjakarta.
Dalam pemilihan gubernur DIY Yogyakarta tidak dengan pemilu langsung. Tapi
diteruskan oleh keturan Sultan Jogja. Anehnya sebagian besar atau mayoritas masyrakat
sangat mendukung kebijakan tersebut. Sultan mendapatkan legitimasi dari
masyarakat sangat baik. Walaupun pemerintah pernah merencanakan bahwa system
pemilihan guburnur akan diganti dengan pemilihan umum yang demokrasi,
masyrakat menolak tegas dengan keputusan tersebut. Mereka sangat loyal dengan
Sultan.
Sumber kewenangan Kharismatik
merupakan sumber kewenangan yang terdapat dalam diri manusia tersebut, yaitu
tetang kecapkan dalam bicara, pengetahuan intelektualnya, kepopuleranya dll.
Tapi biasanya yang paling mencolok adalah bentuk fisik. Para pemimpin
yang berkharismatik mempunyai cara tertentu dalam menghimpun masa. Contohnya
Bung Karno merupakan salah satu pemimpin besar yang sangat berkharismatik di
dunia ini. Bung Karno mempunyai kahrisma yang sangat besar. Beliau pandai
berpidato yang didukung dengan pengetahuan intelektual yang sangat bagus
serta fisik yang baik. Semua orang akan seperti tersihir jika mendengarkan
pidaton. Contoh lainya adalah para ulama atau kyai, biasanya orang lebih mempercayai
keputusan kyai daripada pemerintah yang mempunyai kekuasaan formal.
d. Perubahan
Sosial
Pada masyarakat-masyarakat
tradisional, aktivitas seseorang sepenuhnya berada di bawah kepentingan
masyarakatnya. Segala sesuatu didasarkan pada tradisi dan setiap usaha untuk
mengubah satu unsur saja. Itu berarti bahwa sedang ada usaha untuk mengubah
struktur masyarakat seluruhnya. Struktur dianggap sesuatu yang suci, tak dapat
diubah-ubah dengan drastis dan berjalan lambat sekali. Perubahan dari suatu
masyarakat tradisional menjadi masyarakat yang modern akan mengakibatkan pula
perubahan dalam jiwa setiap anggota masyarakat.
Thomas dan Znaniecki menggambarkan
betapa para petani Polandia yang pindah dari Eropa ke Amerika mengalami
disorganisasi karena di tempat asalnya, mereka merupakan bagian dari masyarakat
yang tradisional dan di Amerika mereka berhadapan dengan masyarakat modern yang
mempunyai pola kehidupan yang berbeda. Timbullah disorganisasi, misalnya dalam
keluarga batih. Orang tua di Eropa mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap
anak-anaknya, tetapi di Amerika kekuasaan tadi menjadi pudar dan melemah. Dan
dalam reorganisasi, timbullah norma-norma baru yang mengatur hubungan antara
orang tua dengan anak-anak.
(William I Thomas dan Florian
Znaniecki dalam karya klasiknya The Polish Peasant in Europe and America)
e. Pengendalian
Sosial
Siswa di sekolah bisa mendapatkan
beasiswa bila berperilaku sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan sekolah,
seperti mendapatkan nilai bagus, tidak bolos sekolah, dan tidak menyontek saat
ulangan.
Siswa yag bolos sekolah dihukum skorsing
selama seminggu dan diberi tugas membuat karya tulis.
Pelaku pencurian dan pembunuhan dihukum
penjara.
Anak yang terlambat pulang ke rumah
dihukum tidak diberi uang saku.
Perintah hukuman tembak mati bagi
provokator di daerah konflik seperti Ambon, Aceh, atau Papua
f. Mobilitas
Sosial
Perubahan standar
hidup
Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena
keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer,
sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat
dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia
memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai
rendahan.
Perkawinan
Perkawinan
Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga
sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di
masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tersebut.
Perubahan tempat tinggal
Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat
berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang
baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih
megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat
tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini
menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.
Perubahan tingkah laku
Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan dianggap
sebagai orang dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian
yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan
istilah-istilah asing
Perubahan nama
Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa,
seseorang yang memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan “kang”
di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja sebutan
dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti “Raden”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar